Di Kota yang Panas Ini

Akhirnya balik ke Indonesia setelah satu setengah tahun kuliah di negeri orang. Balik ke Banjarmasin buat penelitian sekalian puasa dan lebaran. Tapi hamba lupa, kalo puasa di sini puanasnya bikin pengen nangis. Jadi galau taun depan mau balik puasa di sini atau di Ireland aja – yang adem tapi puasanya lebih lama.

Balik ke sini, ternyata ada buanyak banget cafe baru dengan berbagai macam konsep. Pengen dicobain semua tapi juga pengen balik ke cafe-cafe favorit dulu. Penting banget yak?!

Balik ke sini, ponakan selalu ngikut kemanapun gw pergi. Mo itu nongki, mo itu buka puasa di luar. Sekaranga aja kerja di A Thousand Feet bareng si ponakan.

Balik ke sini, udah beberapa kali nonton film horor, akhirnya! Dari Exhuma (ampe tiga kali saiia!), Siksa Kubur, dan The First Omen. Sedihnya ga sempet nonton The Architecture of Love.

Balik ke sini, akhirnya nyobain glamping ala ala. Hahahahahaha… It was fun tapi puanas, ya Allah…

Balik ke sini, duit jajan banyak sih karena idup dengan living allowance Ireland. Tapi jajannya juga banyak!

Balik ke sini… gak ya September nanti?

Catch ya later

Cheers

Winter Blues

And just like that…

The last leaf of autumn falls

And the cold air of winter comes…

Bersama alergi dingin yang tahun ini muncul dengan gejala batuk dan sink di dapur yang mulai mampet…

Here comes winter…

Dengan suhu yang bikin lebih betah bergelung di balik duvet sambil nonton One Piece daripada ngetik

Dengan matahari yang kadang muncul tapi lebih sering hilang dan stok vitamin D yang sudah hampir habis

.

Catch ya later

Cheers ❤️💚

A Reminder

I guess, this PhD is a reminder for myself that I know nothing. It is a humbling journey.

Apparently, my ‘good’ is not that good and there are so many things I need to learn. Some sort of reality check after living inside my own buble for such a long time.

Be bumble, Tina.

Learn. That’s how you grow.

Winter is coming…

Catch ya later…

cheers

Tahun Kedua

Officially second year PhD students.

Rasanya lebih berat dari tahun pertama. Being first year is easier because you are just about to start and people will not expect anything from you. But second year, it’s different. People, okay, maybe myself, expect me to know something about my research. I need to know some important names in my field, lay some solid foundation, and understand what I am going to do and why I do that.

But, in reality, I am just still as clueless as I was in my first year.

Sigh

I know PhD is not easy, otherwise more people have done it. But I did know it will be this challenging. At some days, I think I am experiencing stress-induced depression. Not the severe permanent one. I think it’s more because of the expectations I put on myself and how I get lost while trying to achieve them.

Anyway, I’ll keep on updating the blog. Just so that I can unload some burden off the shoulder and the chest.

Catch ya later

Cheers

Setahun Kemudian

Tahun kemaren, bulan-bulan ini kayaknya lagi deg-degan nunggu pengumuman beasiswa. Masih belum ada kepastian akan lanjut S3 atau ga.

Setahun kemudian…

Masih galau, tapi karena alasan yang berbeda.

Almost one year into PhD. Sekarang lagi summer break dan ga ada kegiatan konsul dengan supervisor sampe September nanti. Selama summer break, gw ikut summer school – semacam semeter pendek. 1 module atau mata kuliah dipadatkan jadi perkuliahan asynchronous selama 4 minggu. Totalnya ada 6 module yang diambil di summer school – 2 module berlangsung bersamaan di 4 minggu yang sama.

Module yang diambil dari networking, academic writing, research publication, research integrity, data management, sampe research ethics. Selama ngerjain tugas-tugas module ini, jadi reflect on my knowledge and my own research. Ada banyak-banyak hal yang ga gw tau tentang bikin research yang benar dan solid. Ada banyak pertanyaan yang seharusnya gw jawab di awal-awal tapi malah baru kepikiran sekarang. Tentang banyak why dan how.

Saat konsul terakhir sebelum summer break, gw diminta supervisor untuk nyiapin aplikasi ethics September nanti dan atur jadwal penelitian tahun depan. Tapi gwnya sekarang malah ragu sendiri. Udah siap ga sih gw buat beneran ambil data? Sudah sesolid apa fondasi teori dan method gw sampai saat ini?

Saat ngerjain tugas-tugas module yang berhubungan langsung dengan penelitian, gw berasa dikasih liat, setidak tau apa-apa itu gw!

Masih ada satu bulan setengah sebelum ketemu supervisor lagi. Semoga nanti sudah lebih siap dan lebih yakin.

Otherwise, gw mungkin akan minta hold dulu aplikasi ethics nanti.

Catch ya later

Cheers ❤️💚

Backwards

Instead of improving, I think I am progressing backwards now.

It is getting harder to use English now than ever.

The moment people said I need to pay attention to stress in pronouncing words, I start thinking about stress before saying something.

The moment people said I need to push my lexical range, I start recalling different words before saying something.

The moment people said about grammar, I start thinking about the tenses I am using. Wait, did I use the correct form of verb? Is it going to be past tense? Wait, why did I use did in my sentence and not was?

English does not feel natural anymore, be it in spoken or written. I take too many pauses whenever I am using English. Be it doing presentation or writing IG caption.

Wanna know another funny thing? Even Indonesian language does not feel natural anymore. I think I’m losing my footing.

When you think studying in English speaking country will help you improving your English significantly… I think it’s either you are getting better or you are just afraid of using it more…

Am I the only one experiencing it? I guess I am doomed.

Wait, is progressing backwards even correct?

Catch ya later

Cheers 💚❤️

Bingung kan ya….

April 2023

Starbucks

Udah jalan 6 bulan dari 48 bulan yang harus dijalani.

Lagi Easter break seminggu tapi tugas final menunggu dan masih ada target 10,000 kata yang harus dikejar sampe bulan depan.

Tapi gw-nya malah jadi blank. Mau ngapain dulu ya? Ngerjain yang manapun bawaannya stuck.

Paling bikin frustasi sih si Literature Review ini. Mau nambahin 4000 kata lagi tapi kek udah abis aja semua isi kepala dikuras. Bingung mau nulis apa lagi. Mau baca artikel, keknya semua artikel yang muncul di halaman pencarian udah dibaca.

Deuh.. kebanyakan ngeluh….

Apa efek bulan ramadhan jauh dari keluarga? Atau lagi memasuki fase down?

Halah… dah lah.. pulang aja dan mulai rekam PPT tugas akhir EMI

Catch ya later

Cheers 💚❤️

Rewind 2022

January 1st, 2023

sedikit rewind tahun 2022. Tahun yang cukup menyenangkan dengan sebuah perubahan yang cukup besar.

Awal tahun 2022 masih berkutat dengan aplikasi ke univesitas di NZ yang bahkan sampai sekarang masih belum ada kelanjutannya – thanks to that very education agent.

Awal 2022 ternyata bisa nonton konser dan nge-trip tipis-tipis bareng geng dangkal. Trip pertama yang cuma ber-tiga dan semoga bukan satu-satunya.

Pertengahan tahun 2022 belajar menulis essay aplikasi beasiswa yang baik dan benar. Juga belajar menjawab interview dengan jujur tetapi juga menjual. Semua ada tricknya!

To be honest, gw suka suka banget pas interview untuk Fulbright! It was more like a casual discussion instead of interview! And that one comment dari interviewer, “I wish you are selected.” Wowww… berasa hampir nangis gw! Sedihnya harus ditolak karena beberapa pertimbangan.

Menjelang akhir 2022 hasil aplikasi beasiswa keluar di saat yang hampir bersamaan! Sampai sekarang masih setengah ga percaya kalo gw bisa lolos BPI dan Fulbright berssamaan. I mean, me? Gw? Wowwwww….

Akhir 2022 harus memulai perjalanan sebagai PhD student di benua seberang. Pertama kalinya liat ponakan gw nangis dan yang ditangisin gw. Ga nyangka aja dia bisa nangisin gw.

Akhir 2022 juga nangis untuk orang lain. Untuk Ka Nunu yang tanpa diduga lebih dulu meninggalkan kita. Untuk ponakan yang juga ditinggal ayahnya dan gw yang ga bisa ada di samping dia to hug him.

Akhir 2022 akhirnya menyadari, kuliah S3 itu beraaaaaat cintaaaa! Why did I even decide to do this? Gelooo…. Dan jadi awardee beraaaaaaattttt…. Melatih kesabaran dan menguji kewarasan.

Untung ada sobat sambat yang senasib. Setidaknya gw tidak menjalani ini sendirian.

Selamat datang 2023 dengan harapan-harapan sederhana- semoga tetap waras.

Besok kembali memulai membaca artikel dan buku, dan mulai kata pertama dari target 15.000 kata sebelum bulan Mei.

Don’t foget to have fun in between, Tina!

Happy New year, fellas!

Catch ya later

Cheers ❤️💚

Mager

Mungkin karena suhu yang sudah turun ke minus..

Mungkin karena lagi puasa…

Mungkin karena dana hidup beasiswa yang belum ada kabarnya…

Mungkin karena lagi bosan sama progress research yang berasa lambat…

Mungkin karena kulit yang semakin kering sampe pengen nangis…

Hari ini sedang ingin mager…

Ga ngapa-ngapain…

Catch ya later ❤️💚

Cheers

Now I know

Sekarang tau kenapa mahasiswa S3, terutama yang di luar negeri rentan depresi atau menderita anxiety disorder.

Dengan kondisi jauh dari keluarga dan masih harus menyesuaikan diri dengan ritme S3 yang beda dengan S2, rasanya wajar kalo ada yang gampang merasa down. Belum lagi memasuki winter dengan sinar matahari yang sangat jarang dan cuaca gloomy macam di Limerick.

Tahun pertama mungkin masa-masanya galau menentukan arah. Ketika dosen pembimbing cuma bilang, ‘baca yang banyak,’ dan lw cuma bisa bertanya-tanya dalam hati, ‘sebanyak apa?’

Belum lagi tiap hari menanyakan hal yang sama ke diri sendiri, ‘am I making some progress?’

Gile ya… 3,5 tahun harus menghadapi perasaan anxiety ini 🙃 Semoga sanggup saiia

Belum lagi soal pendanaan yang masih tersendat-sendat…

Udah lah komplit derita anak S3 beasiswa ini 🥺

Catch ya later

Cheers 💚❤️